Untuk keringat yang bercucuran di bawah terik matahari Bontang,
untuk langkah beralas sepatu safety yang menyaruk lumpur di belantara Kutai,
untuk lengan yang gemetar mengangkat tubuh di hitungan ke-20 di Rindam Jaya,
untuk bahu yang nyeri menahan berat carrier merah di pelabuhan Saumlaki,
untuk telinga yang penging mendengar suara khas Tanimbar di Larat,
untuk pakaian yang tersayat ranting di sepanjang perjalanan menuju Lamdesar Barat,
untuk kulit yang perih luar biasa terkena gempuran air laut dan sengatan matahari Lamdesar,
untuk lambung yang terus menerus menggerus air putih hasil tadah hujan,
untuk hidung yang menghirup asap pekat pelita di malam tak berlistrik,
untuk air mata yang meleleh di Senja menuju Jogja,
untuk tangan yang terus mengetik dan otak yang terus berpikir sepanjang dini hari,
untuk segala penolakan di ujung telefon,
untuk segala hal yang nampaknya buruk dan tak terselesaikan..
walau makan susah, walau hidup susah, walau tuk senyum pun susah
rasa syukur ini karna bersamamu juga susah dilupakan
Ku Bahagia – Sherina
Untuk siapapun yang menemaniku melewati masa-masa terberat, dan untuk pengalaman luar biasa itu sendiri, terima kasih. 🙂
ada apa ini
*menerka2*
Wogh, bekpeking!
*asalterka*
Eecccciiieeee Matil, Salam buat yg menemani dan yg susah dilupakan yes…
Btw dah lama ni gak main disini dan main sama yg punya blog… sampe ketemu lagi ya matillll